|
Foto: Resepsi Pernikahan |
Salah satu tujuan membina
mahligai rumah tangga adalah untuk memperoleh keturunan. Namun tidak
semua pasangan mudah untuk mendapatkannya. Ada yang memang dikarenakan
tidak memiliki kesehatan yang baik. Ada juga yang tak bermasalah pada
kesehatan, namun tidak memahami beberapa "rahasia", satu di antaranya
waktu terbaik untuk bercinta.
Mengapa perlu waktu terbaik? Karena pada momentum-momentum inilah
hormon testosteron pada laki-laki dan hormon endorfin pad aperempuan,
mencapai level tertinggi.
Seperti halnya sains, agama juga telah "mengatur" waktu-waktu terbaik bagi pasangan untuk bercinta. Secara umum, jam berapapun suami-istri diperbolehkan Islam untuk "bercinta."
Namun, perlu diperhatikan agar tidak menabrak waktu shalat jama'ah
sehingga suami ketinggalan shalat jama'ah. Selain itu, perlu
diperhatikan juga waktu yang tidak kondusif semisal ada anak-anak yang
tengah terjaga dan lain-lain. Secara khusus, ada tiga waktu yang diisyaratkan dalam Al Quran, yakni
sebelum Subuh, tengah hari antara Zuhur dan Ashar, dan setelah Isya.
Versi Ilmu Sains
Selaras dengan itu, menurut sains, waktu-waktu terbaik untuk bercinta
juga tidak jauh beda. Pada tengah malam hingga dini hari (sebelum
Subuh), tingkat melatonin perempuan cenderung sangat rendah, dengan
sensitivitas tinggi. Namun, pada umumnya pihak perempuan tidak
bersemangat. Sedangkan pihak laki-laki lebih tenang.
Pukul 14:00-16:00, merupakan saat terbaik dalam sistem reproduksi
perempuan. Sperma yang diproduksi laki-laki juga memiliki kualitas
terbaik. Situasi ini akan terulang pada pukul 20.00- 22.00. Dokter
umumnya menyarankan percintaan dilakukan pada kedua momentum ini.
Dalam Surah An Nur Ayat 58, disebut, "
Hai orang-orang yang
beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan
orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu
tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya.
(Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula)
atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu,
sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain).
Ayat di atas memang tidak secara tegas menyebut waktu "bercinta" namun dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa para sahabat menyukai saat-saat tersebut untuk "bercinta." Di antara tiga waktu tersebut, mana yang terbaik? Yang paling sering dipilih adalah setelah Isya.