• About Me

FORBADREAMS

Menyongsong Masa Depan Yang Gemilang

  • Home
  • INFORMASI
    • INFO LOWONGAN KERJA
  • BUDAYA ACEH
  • ACEH FORUM
  • PENELITIAN SAYA
  • TAUSIYAH
Home » aceh » Tuanku Raja Ibrahim Putra Mahkota Sultan Aceh Terakhir

Tuanku Raja Ibrahim Putra Mahkota Sultan Aceh Terakhir

Add Comment
aceh
Thursday, 2 April 2015


Raja Aceh terakhir, Sultan 'Alaidin Muhammad Daud Syah, tahun 1904 dibuang oleh Belanda ke Jakarta. Dalam sejarah Aceh, Sultan Muhammad Daud atau biasa juga disebut Tuanku Muhammad Daud, resminya diangkat sebagai calon raja oleh Majelis Kerajaan Aceh semasa masih kecil, menggantikan pamannya Sultan Mahmud Syah yang meninggal tahun 1874. Majelis Kerajaan Aceh yang berkuasa menurunkan dan mengangkat raja Aceh itu terdiri dari Tuanku Raja Keumala, Tuanku Hasyem (sekaligus wali Tuanku Muhammad Daud) dan Teuku Panglima Polem.

Majelis ini menyerahkan kekuasaan - untuk memerintah dan memimpin Aceh melawan Belanda - kepada Teuku Tjhik Di Tiro. Ketika Tuanku Muhammad Daud ditawan Belanda, dia memberikan kekuasaan itu kepada Teuku Tjhik Mahyeddin Di Tiro (putera terakhir Teuku Tjhik Di Tiro).
Belanda sendiri kemudian, menganggap perang Aceh usai pada 3 Desember 1911, sesaat Teuku Maat Tjhik Di Tiro (cucu Teuku Tjhik Di Tiro tewas di medan laga. Akan Sultan Muhammad Daud sendiri, setelah berpindah-pindah tempat pembuangan (Jakarta, Bandung, Ambon), tahun 1939 meninggal di Jakarta, tanpa pernah kembali ke tanah kecintaannya.

Raja terakhir ini punya seorang anak sulung, calon Putera Mahkota Kerajaan Aceh Raya, Tuanku Raja Ibrahim. Sebagai putera raja, kehidupan Abang (begitu kerabat dekat memanggilnya) cukup beragam. Pernah misalnya berkunjung ke negeri Belanda, karena Ratu Wilhelmina menyatakan ingin berjumpa dengan sang Raja Muda.

Dan Ratu memberinya pangkat Letnan. Tapi ini bukan berarti kompromi: menjelang Tuanku Ibrahim menginjak dewasa, dia sering ikut sang ayah bergerilya di hutan. Juga ketika sang ayah dibuang ke Jakarta, Tuanku Ibrahim turut serta. Bermukim di Pisangan lama, Jatinegara, ayahnya sempat menikahi seorang dara Banten yang mempunyai nama panggilan Neng Ipi. Dari wanita ini lahirlah lima orang adik tiri Tuanku Ibrahim. Lantas biarpun ayahnya melarang, Abang di tahun 1937 kembali ke Aceh. Sampai 1960, Tuanku Ibrahim menjabat Mantri Tani di Sigli. Biarpun putera raja, nyatanya tidak kaya. Pensiun dari Mantri Tani cuma Rp 9.000. Ayah dari 15 orang anak (dua meninggal) dan menikah delapan kali, Abang menetap di Lam Lho dalam keadaan yang umumnya dianggap tidak layak bagi seorang bekas Putera Mahkota.

Seorang anggota DPRD menjenguknya dan mendapatinya hidup dalam keadaan prihatin. "Untuk hidup wajar saja dengan uang sebegitu, tentu susah", keluh Abang yang paham bicara Inggeris, Belanda dan Perancis. Kemudian dengan SK no. 100/76 dari Pemda, dapatlah Abang sebuah rumah mungil. Ketika dia juga berkirim surat kepada Sultan Hamengkubuwono IX (maklum, sesama raja toh), dapatlah ia tambahan Rp 5.000 dari Pemda dan Kp 1.500 dari Departemen Dalam Negeri, yang kalau ditotal jenderal masih di bawah jumlah lumayan-- karena dia masih harus menghidupi 9 mulut. Dan rumah mungil yang harganya 1,7 juta rupiah pun ditempati dengan syarat: "Bila saya telah tiada, rumah ini harus dikembalikan", ujar Abang. "Eh, toh, semua itu saya terima". Usia Tuanku Ibrahim kini 83 tahun. Pernah dalam sebuah seminar tentang Aceh di Medan timbul sebuah usul agar ayah Tuanku Ibrahim yaitu Tuanku Muhammad Daud diresmikan sebagai pahlawan.

Dari Baperis (badan yang mengurus kuburan raja-raja Aceh, dan kini jadi obyek turis) mulai dihembuskan suara: kalau nanti Tuanku Ibrahim meninggal, sebaiknya dikuburkan di kuburan raja-raja. Tuanku Ibrahim sendiri mempunyai satu keinginan yang belum terlaksana: yaitu pergi ke Jakarta menengok kuburan sang ayah


Disarikan dari berbagai sumber, diantaranya Majalah Tempo (26 Juni 1976).
Tweet
Tuanku Raja Ibrahim Putra Mahkota Sultan Aceh Terakhir Title : Tuanku Raja Ibrahim Putra Mahkota Sultan Aceh Terakhir
Description : Raja Aceh terakhir, Sultan 'Alaidin Muhammad Daud Syah, tahun 1904 dibuang oleh Belanda ke Jakarta. Dalam sejarah Aceh, Sultan Mu...
Rating : 5

0 Response to "Tuanku Raja Ibrahim Putra Mahkota Sultan Aceh Terakhir"

← Newer Post Older Post → Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.

Entri Populer

  • PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN
    Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semes...
  • PELATIHAN GRATIS BERBASIS KOMPETENSI (PBK) TAHUN 2015
    Foto Pelatihan di BLKI banda aceh Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) merupakan lembaga pelatihan yang direncanakan dan dibentuk...
  • NAMA-NAMA HARI DALAM BAHASA ACEH
    Selain nama bulan, masyarakat Aceh juga memakai nama hari sendiri, satu minggunya orang Aceh serupa juga dengan seminggu orang Islam lainn...
  • TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SURVEYOR
    Berikut merupakan tugas dari surveyor (petugas survei lokasi) yaitu melapor langsung kepada Credit Committee/Atasan langsung. Bertanggung ja...
  • Rukun Islam dan Rukun Iman
    Setiap orang yang beragama Islam, wajib untuk mengetahui tentang Rukun Islam dan Rukun Iman. Dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yan...

ARSIP SAYA

  • ▼  2015 (16)
    • May (1)
    • April (5)
    • March (10)

PROFIL

Unknown
View my complete profile

SARAN DAN PERTANYAAN

foxyform
Flag Counter

Labels

  • aceh
  • budayaaceh
  • internet
  • lowongankerja
  • penelitian
  • tausiyah
  • Tugastugas
Back to top!
Copyright 2015 FORBADREAMS - All Rights Reserved